No Widgets found in the Sidebar

Tepatnya setahun yang lalu, seorang kerabat yang sedang bekerja di Amerika mengirimkan  sebuah link video tentang teaser social pilot project yang bernama Handjob for Homeles (silahkan cari sendiri kalo error 😛 ). Awalnya kaget dan jijik setelah melihat video tersebut. Kaget, karena kok bisa ada social pilot project yang menggunakan cara yang tidak lazim tersebut, setelah kaget respon berikutnya adalah jijik karena sebelumnya aku baru saja mengalami kejadian dipamerin titit yang masih terbayang-bayang dibenakku. Sebenarnya, ada maksud dan tujuannya mengapa kerabat jauhku itu mengirimkan link tersebut, yaitu agar aku mengkritisi kegiatan tersebut.

Pertama-tama jelas pendapatku tidak setuju dengan kegiatan tersebut. Selain tidak lazim, kegiatan tersebut useless karena tidak memberikan sebuah manfaat untuk membantu kehidupan si homeless selanjutnya. Kerabatku dengan santainya membalas argumenku dengan sederhana, “coba dipikir lagi”.

Setelah, berpikir ulang ternyata pendapatku itu menggunakan sudut pandang orang Indonesia, dimana kegiatan tersebut memang tidak lazim dan penuh dengan ketabuan hehehe. Setelah aku mencoba mengubah sudut pandang, ternyata ada kemungkinan kegiatan tersebut lazim diberlakukan di negara lain, seperti Amerika misalnya. Memberikan bantuan secara materi pada homeless di Amerika mungkin sudah menjadi hal yang mainstream, sedangkan memberikan bantuan handjob pada homeless merupakan suatu bantuan yang out of the box, pikirku. Selain memberikan kenyamanan secara  psikologis, ternyata handjob disinyalir bisa membantu menurunkan tingkat pelecehan seksual yang dilakukan homeless pada warga sekitar. Memang belum ada angka pasti apakah kegiatan tersebut benar-benar efektif menurunkan tingkat pelecehan, namanya juga pilot project pastinya masih dalam penelitian lebih lanjut.

Aku juga tak lupa riset melalui googling terkait pilot project tersebut, dan hasilnya aku belum menemukan ada yang membahasnya lebih lanjut. Bisa jadi project tersebut dilakukan hanya dalam lingkungan tertentu dan hasil risetnyapun untuk kalangan tertentu atau memang project tersebut menuai banyak kontroversi sehingga diberhentikan.

Terlepas jadi atau tidaknya project tersebut dilaksanakan, aku pribadi sebenarnya setuju dengan project tersebut jika tujuannya sebagai upaya penurunan pelecehan seksual. Tak lupa aku juga mencari beberapa jurnal yang mendukung argumenku, yaitu terdapat riset yang mengatakan bahwa handjob / masturbasi dapat menurunkan tingkat kecemasan serta meningkatkan self-esteem (Dodson, 1987). Selain itu, dalam penelitian yang dilakukan LoPiccolo & Lobitz, (1972) juga mengungkapkan bahwa masturbasi merupakan langkah awal dalam tahap terapi disfungsi seksual. Sehingga, dapat dikatan bahwa dalam situasi tertentu, masturbasi memang dapat memberikan efek dalam peningkatan kesehatan seksual  serta psikis. Selain dalam situasi dan kondisi tertentu,  menurutku si subyek penerima treatmen pun juga harus diseleksi dengan teliti, jangan sampe salah sasaran misalnya orang yang ngaku-ngaku homeless agar bisa mendapatkan treatmen handjob dari volunteer, haha. Tapi, kalo ini di lakuka di Indonesia, aku pastinya nggak setuju. Sebab aku yakin kegiatan ini sangat amat menuai kontroversi dan penolakan besar-besaran 😀

Kalo kamu gimana? Setuju nggak dengan Handjob for Homeless social project??

 

 Cheers!

By celotehyori

Diana Mayorita, yang lebih sering dipanggil dengan YORI. Saat ini berprofesi sebagai psikolog klinis yang concern pada issue seks & relationship. Saat ini juga bersama tim sedang mengembangkan sebuah platform digital untuk memudahkan akses layanan psikologi di Indonesia. Selain itu, juga aktif dalam berbagi edukasi psikologi dan seksologi melalui berbagai media.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.