No Widgets found in the Sidebar

13 Juli 2016 kemarin aku and the genk dateng ke Open House nya Pakdhe Prie GS. Ih wow seneng rasanya bisa dateng, apalagi disana bisa ketemu Om Pras yang spesial dateng dari Jakarte.

with Om Pras dan Pakdhe PrieGS
with Om Pras dan Pakdhe PrieGS

Sayangnya aku dateng telat, jadi aku hanya duduk lesehan di belakang dan langsung mengikuti acara yang sudah berlangsung setengah jam yang lalu. Dari bagian belakang, aku hanya bisa melihat dari jarak jauh bahwa di depan ada empat orang yang duduk di kursi. Satu diantaranya jelas Pakdhe Prie yang punya gawe, dan ketiga lainnya aku tak mengenalnya. Saat itu Pakdhe Prie sedang berdialog dengan seseorang yang sedang menjabarkan suatu pengetahuan tentang keIslaman, tak lama aku baru tahu bahwa beliau adalah Prof Sumanto.

Dari dialog itu aku baru menyadari bahwa Prof Sumanto itu bukan orang sembarangan. Beliau adalah seorang  professor dan juga dosen di King Fahd University for Petroleum and Gas. Tak hanya sebagai dosen, saat ini beliau juga sebagai tim penyeleksi para calon-calon professor di beberapa universitas di luar negeri. Nih profil singkatnya..

sumber: www.mei.edu/profile/sumanto-al-qurtuby
sumber: www.mei.edu/profile/sumanto-al-qurtuby

Singkat cerita, saat dialog tersebut Prof Sumanto menekankan bahwa sebenernya banyak orang Indonesia yang sebenernya kena “tipu” dari sekelompok orang yang tidak ingin Indonesia jadi lebih maju. Sebenernya, tren ke Arab-Araban yang banyak orang ikutin itu udah sangat amat ketinggalan zaman di Negeri Timur Tengah sendiri. Padahal di Timur tengah sendiri perkembangannya sudah sangat pesat.

Prof Sumanto juga menekankan, jangan salah mengartikan orang yang tidak berhijab itu derajat keimanannya lebih rendah dari yang berhijab. Karena saat ini banyak sekali orang Indonesia (khususnya) yang menjudge segala sesuatu itu hanya dari simbol, seperti hijab, jenggot, dahit hitam contohnya. Drajat keimanan seseorang itu bukan manusia yang menilai, tapi Allah SWT. Dan yang belum banyak orang tau bahwa anjuran berhijab itu bukan hanya umat Islam saja, tapi semua agama menganjurkan untuk berhijab, ada agama Kristen, Katolik, Yahudi, dll. Jadi sebenernya tolak ukur  orang Islam itu bukan berhijab dari atributnya.

Di tengah sela-sela bincang-bincang santai, aku mulai mendekati Prof Sumanto untuk menanyakan beberapa hal khususnya yang berkaitan dengan social science. Bukan Yori namanya kalo gak ngulik-ngulik soal dunia sex, haha. Jadi dengan tanpa rasa malu aku langsung aja tanya tentang hasil-hasil riset yang berhubungan dengan prostitusi di Timur Tengah sana. Prof tau yang aku tanyakan bukan hal tabu, karena aku bertanya dalam koridor ilmu pengetahuan, jadi saat ada seseorang yang mencoba membuat itu sebagai guyonan Prof Sumanto langsung tak menggubrisnya.. Hahaha suka banget! 😀

diskusi serius :D
diskusi serius 😀

Jadi begini hasil perbincanganku dengan Prof Sumanto yang sangat amat singkat :

Praktek prostitusi yang formal jelas tidak ada, tapi biasanya kegiatan tersebut dilakukan di Bahrain tetangganya Saudi. Jadi apa-apa yang di haramkan di Saudi, di halalkan di Bahrain. Jadi ada club malem, bioskop dll. Kalo kalian inget ada video pria-pria timur tengah menyawer seorang penari perut itu adalah salah satu contohnya.

Kalo di Saudi jelas tidak ada lokalisasi yang formal, mungkin ada tapi sangat privat banget. Kalo di Bahrain, Libanon, dll itu jelas ada dan sangat terbuka. Bisanya, kalo di Bahrain mereka ada aturannya, boleh kegiatan seperti itu tapi hanya untuk warga bukan Bahrain, maksudnya adalah warga pendatang.

Selain dunia prostitusi tersebut, aku juga menanyakan tentang praktek pernikahan sesaat hanya untuk halal-isasi hubungan seks kilat, yang pernah aku dapatkan faktanya di lokalisasi Sunan Kuning. Prof Sumanto menjelaskan bahwa praktek pernikahan tersebut adalah Nikah Misyar. Beliau menjelaskan bahwa Nikah Misyar adalah semacam turisme seks atau nikah jalan-jalan. Tidak semua orang mempraktekan Timur Tengah mempraktekan, tapi faktanya tetap ada walau sedikit.

Dari pertemuanku dengan Prof Sumanto memberikanku sebuah jawaban dari pertanyaan yang selama ini aku pendam. Apa yang aku asumsikan selama ini ternyata benar bahwa mau di Arab Saudi ataupun di tanah Timur Tengah  praktek prostitusi itu pasti tetap ada.

Intinya adalah Manusia itu dimana-mana sama, akan mencari celah sesempit apapun. Diatur seketat apapun akan mencari celah untuk kebutuhan “seks” tersebut. Jadi jangan salah sangka kalo orang Saudi itu semuanya taat. Mereka di back street banyak sekali melakukan seperti itu. Mereka hanya taat saat di publik, karena kekhawatiran ada Polisi Syariat. – Prof Sumanto

Jadi please buat kalian jangan mau di Arab-isasi. Jadilah INDONESIA, yang punya jati diri sendiri. Penjajah jaman sekarang itu gak lagi pake senjata api, tapi pakai isu-isu yang bikin kita semua pada tercerai berai. Jangan mudah terprofokasi dari kelompok-kelompok tertentu, pikirlah dulu sebelum bertindak.

Cheers!!

By celotehyori

Diana Mayorita, yang lebih sering dipanggil dengan YORI. Saat ini berprofesi sebagai psikolog klinis yang concern pada issue seks & relationship. Saat ini juga bersama tim sedang mengembangkan sebuah platform digital untuk memudahkan akses layanan psikologi di Indonesia. Selain itu, juga aktif dalam berbagi edukasi psikologi dan seksologi melalui berbagai media.

7 thoughts on “Cerita Sex dari Timur Tengah”
  1. Sudah membahas seperti apa kegiatan para the havers wanita di semarang .. saya tahu jrena saya ada didalamnya ..

  2. Kasian ya ini profesor tdk tau syariat tapi manyalhkan syariat.
    Tdk ada yg perlu disalahkan dan tdk ada yg namax arabisasi itu istilah anda.contoh pakaian jubah atau gamis itu bukan tiruan negara arab tetapi sdh disepakati oleh para ulama sbgi sebaik2 pakaian sunnah bgtu jg dgn hijab.tdk pernah islam mengklaim bhw arab dan sekitarx adalah adalah simbol ketaatan islam sama sj dgn negara lainx.org yg makai jubah,jenggotan,dahi hitam maupun hijab besar dan cadar bukanlah jaminan org itu sdh sempurna keislamanx krn mereka manusia biasa cuma mereka tahu itu adlah sunnah yg ditekankan walaupun maksiat ttp dilakukan tetapi manusia yg tdk mngikuti sunnah tsb walaupun perangaix baik ttp sj tiap hari melakukan dosa,,ayo pilih mana?

  3. Logikax manusia yg berusaha mendekatkan diri dgn sunnah jelas hari demi hari akan terus melakukan kebaikan tetapi kalau yg tdk mngikuti sunnah yg anda anggap paling baik didunia sdh pasti di neraka tempatx.

  4. Contoh paling simple adalah shalat.logika manusia kebanyakan manusia hnya bisa mngatakan biar gak shalat yg penting baik sama org terus dibandingkn dgn org yg rajin shalat tpi tetap melakukan kemaksiatan setidakx dia punya pagar yaitu shalat…lantas menurut anda lbh baik mana?kita ambil jalan tengahx antara manusia yg gak shalat dgn yg shalat pilih mana?emangx kalo kita rajin shalat hrs berbuat maksiat?gak kan?

  5. Arab-isasi itu seperti apa ya?
    Terus jadi INRONESIA yang punya jadi diri itu persisnya kayak apa?
    Jilbab (menutup aurat) anjuran atau kewajiban?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.