No Widgets found in the Sidebar

 

Kalau ditanya siapa sih yang mau ngrasain sakit hati? Selama kita masih manusia biasa, maka kita nggak akan bisa terhindar dari yang namanya sakit hati.

Mungkin bukan perlakuan orang lain yang menjadi sumber sakit hati, bisa jadi karena ekspektasi kita sendiri yang terlalu tinggi. Lalu apakah suatu kesalahan kita punya ekspektasi yang tinggi? Tentu saja tidak, namun kembali lagi kita tetap perlu melihat realita dan kondisinya apakah memungkinkan? Nah.. banyak sekali orang yang menyalahkan diri sendiri karena punya ekspektasi yang terlalu tinggi dan akhirnya hidup tanpa ekspektasi. Tentu saja ini salah besar ya.

Nah begitu juga ketika kita mendapkan perlakuan yang tidak baik dari orang lain. Kita tetap punya pilihan untuk menjadikan itu sebagai sesuatu yang membuat kita terus-terus merasa sakit hati atau menjadi suatu pelajaran berharga untuk selanjutnya. Hal yang paling membekas ketika orang lain itu adalah orang terdekat seperti keluarga, pasangan atau sahabat. Bagaimanapun mereka tetaplah orang lain yang punya pemikiran, perasaan, dan segala hal yang mungkin punya perbedaan dengan kita. Kita tak bisa sepenuhnya mengendalikan apa-apa saja yang ada di luar kita.

Rumus bahagia salah satunya ialah menyederhanakan sakit hati. Cukupkan dan maknai kejadian yang melukai hati itu menjadi sesuatu yang bisa membuat kita jadi naik kelas.

Jadi jangan sesaki hatimu dengan sakit-sakit hati yang membuatmu tidak bahagia.

By celotehyori

Diana Mayorita, yang lebih sering dipanggil dengan YORI. Saat ini berprofesi sebagai psikolog klinis yang concern pada issue seks & relationship. Saat ini juga bersama tim sedang mengembangkan sebuah platform digital untuk memudahkan akses layanan psikologi di Indonesia. Selain itu, juga aktif dalam berbagi edukasi psikologi dan seksologi melalui berbagai media.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.