No Widgets found in the Sidebar

Sering nggak sih kamu selalu merasa diposisi yang salah terus di mata pasanganmu? Entah gimana caranya tuh apapun yang kamu lakukan kayaknya tuh selalu dipersoalkan. Walau caranya menyampaikan baik dan lembut, tapi ujungnya menyudutkanmu secara nggak langsung dan membuatmu jengkel, kesel, dan akhirnya kamu nggak tahan shg terjadi pertengkaran. Pernah? Terlihat seperti sikap manipulatif ya, tapi… inilah yang disebut dengan perilaku pasif Agresif.

Apa sih perilaku PASIF Agresif?

Setiap orang pasti pernah mengalami kekecewaan. Nah beda orang juga beda dalam mengekspresikannya. Ada orang yang secara terang-terangan menunjukan rasa kecewanya dan mengatakan apa yang diinginkan dan ada yang sebaliknya, menunjukan kalo semua terlihat baik-baik saja tapi melakukan tindakan yang menyebalkan dan menjengkelkan orang lain. Jadi sikapnya mereka ttep menunjukan sikap agresi (menyerang) dengan cara yang pasif.

Kalo punya pasangan begitu, apa yang mesti dilakukan?

1. Kalem
Berusaha untuk nggak kepancing emosi adalah koentji. Kenapa? Sebab kemarahanmu adalah hal yang ditunggu-tunggu. Jika secara logika memang kamu tidak melakukan kesalahan, baiknya untuk mengajaknya bicara secara dewasa.

2. Cuekin aja dulu
Ketika kamu udah berusaha kalem dan mengajaknya bicara baik-baik tapi masih dapet respon yg sama. Maka ambil jeda dulu. Tak usah terlalu responsif terhadap apa yang dilakukannya. Kadang dengan bersikap cuek akan membuat dia penasaran.

3. Punya tenggat waktu
Terus menerus nyuekin dia juga bukan sesuatu yang sehat, maka alangkah baiknya kamu tetap punya tenggat waktu sampai kapan bersikap demikian. Ketika ambil waktu jeda ini kamu akan menyadari juga apakah hubungan ini cukup sehat untuk kamu kedepan. Bagaimanapun kamu tetap wajib bicara apa adanya tentang pola relasi yg nggak sehat tersebut.

Bisa jadi cara pasif-agresif yg dia lakukan adalah pola yg dia pakai juga di dalam keluarga atau lingkungan pertemanan sebelumnya. Tapi kamu bisa mengajaknya dia untuk merubah pola perilaku yg lebih asertif.

buku Toxic Relationsh*t photo by: BukuDjarita

Masih bingung? Untuk mendapat penjelasan lengkap tentang topik ini bisa membacanya di buku Toxic Relationsh*t yang bisa didapatkan di market place kesayanganmu :*

 

 

By celotehyori

Diana Mayorita, yang lebih sering dipanggil dengan YORI. Saat ini berprofesi sebagai psikolog klinis yang concern pada issue seks & relationship. Saat ini juga bersama tim sedang mengembangkan sebuah platform digital untuk memudahkan akses layanan psikologi di Indonesia. Selain itu, juga aktif dalam berbagi edukasi psikologi dan seksologi melalui berbagai media.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.