Latar Belakang Masalah
Banyaknya problem yang dihadapi, membuat sebagian para pekerja seks menjadi mudah tertekan. Seperti penuturan Tia, seorang pekerja seks yang sudah hampir satu tahun bekerja di lokalisasi Sunan Kuning mengaku bahwa setiap malam, ia mengalami sulit tidur hingga pagi hari. Menurutnya, setiap malam ia selalu memikirkan rasa penyesalan dan rasa berdosa karena telah membohongi orangtuanya selama ini.
Permasalahan hidup yang datang tanpa henti pada kehidupan wanita pekerja seks membuat seseorang dapat memicu munculnya stres. Helmi (Ancok, 2000) mengatakan stres ialah peristiwa yang menekan sehingga seseorang dalam keadaan yang tidak berdaya dan biasanya menimbulkan dampak negatif, misalnya pusing, tekanan darah tinggi, mudah marah, sulit konsentrasi, nafsu makan berkurang, tidak bisa tidur ataupun merokok terus.
Stres dapat mempengaruhi kehdupan sehari-hari bahkan kondisi fisik dan psikologis. Reaksi stres yang dapat terjadi terdiri dari gangguan emosional, kognitif, dan fisiologis (Crider, dkk, 1983). Usaha seseorang untuk mengjadapi masalah serta mengatasinya merupakan proses yang dikenal dengan istilah coping.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan memahami secara mendalam apa saja coping stres yang dilakukan oleh PSK yang berkerja di lokalisasi.
Metode Penelitian
Penelitian kualitatif yang dipakai dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus dilakukan karena peneliti perlu memahami suatu kasus, orang-orang tertentu atau situasi unik secara mendalam. Studi kasus dimaksudkan untuk menggali permasalahan apa saja yang timbul pada wanita yang bekerja sebagai pekerja seks komersial dan mengetahui coping stress yang digunakan.
Hasil Penelitian
Terkait dengan coping stress pada wanita pekerja seks komersial, dapat ditarik satu garis besar bahwa tidak selalu wanita pekerja seks menggunakan coping stress yang buruk. Walaupun dari latar belakang pendidikan yang tidak tinggi, namun wanita pekerja seks juga mampu menggunakan fungsi kognitifnya dengan belajar dari kegagalan-kegagalan di masa lalu. Selain itu pula, peneliti menyimpulkan bahwa sisi penerimaan wanita pekerja seks cukup kuat yaitu sisi penerimaan tentang jalan nasib yang sudah di gariskan Tuhan. Menurut peneliti hal tersebut memiliki sisi positif dan sisi negatif. Sisi positifnya adalah sisi ikhlas dari wanita pekerja seks yang mengakui bahwa dirinya tidak seperti wanita pada umumnya, namun sisi negatifnya adalah membuat wanita pekerja seks menjadi cenderung enggan berusaha lebih keras untuk bisa mencapai kehidupan yang lebih baik lagi. Strategi coping stress yang cenderung digunakan oleh pekerja seks adalah coping stress berdamai dengan kejadian stressful dalam menghadapi tekanan-tekanan kehidupan
Saran Penelitian Lanjutan
Peneliti menyarankan pada peneliti selanjutnya untuk meneliti tentang coping stress pada wanita pekerja seks non lokalisasi. Perbedaan antara wanita pekerja seks yang berada di lokalisasi dan nonlokalisasi sangat jauh berbeda. Hal tersebut dapat dilihat dari segi keamanan, kesejahteraan dan lain-lainnya. Sehingga apabila terealisasi dapat menjadi sebagai bahan referensi dalam program pengurangan jumlah wanita pekerja seks di Semarang bahkan Indonesia.