No Widgets found in the Sidebar
jebakan woman on top

Woman on Top atau Cowgirl merupakan salah satu posisi seks yang sangat banyak diminati oleh kaum wanita. Dengan posisi demikian perempuan memiliki kendali atas apa yang dilakukan dan juga memiliki peluang lebih besar untuk bisa mencapai orgasme. Banyak perempuan menyukai posisi ini karena merekalah yang memegang kontrol dalam menentukan tekanan dan kecepatan. Agar intensitas menjadi lebih tinggi, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk melakukan woman on top, misalnya dengan berlutut dan menghadap atau membelakangi pasangan. Posisi ini tentu saja sangat menguntungkan karena penis akan lebih mudah menjangkau Gspot.

Banyak yang menganggap bahwa perempuan yang menyukai posisi woman on top adalah perempuan yang memiliki dominasi yang tinggi dan mau enaknya sendiri. Bagi pria-pria patriarki, posisi ini sangat di haramkan. Bukan soal siapa yang mengontrol siapa, tapi state pada posisi tubuh saja sudah dianggap bahwa pria lebih rendah daripada wanita.

Perempuan Tidak Selalu Punya Kontrol

Dari beberapa riset dan artikel ilmia yang aku baca, dengan posisi woman on top perempuan memiliki previlege untuk mengatur jalannya permainan. Namun ternyata dari hasil riset pribadi, tidak semua posisi woman on top itu menguntungkan. Ada beberapa perempuan yang dicap negatif dan mendapatkan ketidak adilan karena posisi tersebut. Aku pernah mendapatkan klien seorang wanita yang sedang berkonflik dengan pasangan. Pertengkaran dimulai ketika wanita itu dianggap sengaja melakukan perselingkuh oleh pasangannya ketika  bercerita dipaksa melakukan aktivitas seksual oleh teman kerjanya. Perempuan itu bercerita detil setiap kejadian yang dialaminya, hingga posisi seks seperti apa saja yang pernah dilakukan salah satunya ialahnya woman on top. Padahal perempuan itu berpikir dengan posisi woman on top justru bisa membantunya keluar dari situasi yang tidak diinginkan tersebut. Selain itu dengan posisi woman on top merupakan bagian dari defence mechanismnya agar dia tidak melihat wajah laki-laki itu serta ketika ejakulasi dia bisa segera melepaskan diri. Secara kontrol memang wanita ini punya kontrol, namun bukan kontrol untuk bisa mencapai orgasme.

Selain itu ada juga remaja perempuan yang diperkosa oleh pacarnya namun tersendat di pengadilan hanya karena posisi woman on top. Kejadian pemerkosaan itu terjadi di toilet sekolah dimana terdapat kloset duduknya. Remaja polos itu menceritakan semua detil kejadiannya pada pihak berwajib, namun bukan keadilan yang didapat justru dianggap kejadian itu adalah tindakan suka sama suka. Toilet sekolah yang sempit tentu saja menyulitkan untuk posisi man on top.

Dari dua kondisi tersebut bisa disimpulkan bahwa tidak semua posisi woman on top menguntungkan pihak perempuan. Ada situasi-siatuasi perempuan memiliki kontrol namun bukan untuk mendapatkan orgasme dan ada juga situasi dimana laki-lakilah yang mengambil kontrol itu semua.

Oleh karena itu jangan langsung terburu-buru mengambil kesimpulan bahwa perempuan yang melakukan posisi seks woman on top adalah perempuan yang memang dengan kemauan sendiri melakukannnya. Ada banyak hal yang perlu diulik apakah benar perempuan melakukan posisi tersebut atas dasar untuk bisa mencapai orgasme atau bukan.

Self assumptions will trap your mind and spoil your relationships. – Monica Agrawal

By celotehyori

Diana Mayorita, yang lebih sering dipanggil dengan YORI. Saat ini berprofesi sebagai psikolog klinis yang concern pada issue seks & relationship. Saat ini juga bersama tim sedang mengembangkan sebuah platform digital untuk memudahkan akses layanan psikologi di Indonesia. Selain itu, juga aktif dalam berbagi edukasi psikologi dan seksologi melalui berbagai media.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.