Pembahasan soal cowok nackal ini sebenarnya terbersit ketika melihat Gofar Hilman muncul dengan video klarifikasinya atas tuduhan tindakan pelecehan seksual. Penting perlu dipahami dulu buat temen-temen yang baca kalo kali ini aku tidak ingin membahas soal kasus tersebut, enggak ya. Tapi aku ingin membahas dari sudut yang berbeda, membahas soal fenomena yang sering aku temui baik itu dalam realitas kehidupan atau melalui klien-klien yang berkonsultasi denganku.
Awalnya aku nggak kenal siapa itu Gofar, tapi aku mulai tau siapa dia itu berawal dari paparan video yang suamiku tonton sebelum tidur. Ya.. suamiku itu orangnya suka otomotif dan si Gofar juga demikian. Menurut suamiku, secara konten Gofar cukup menarik dan otentik dalam membahas soal otomotif dan suamiku juga suka dengan cara membawakannya. Awalnya aku juga heran ngapa sih suka banget sama konten sekat sekuttt itu. Tapi setelah aku ikut nonton, aku juga akhirnya paham kalo dia punya taste yang beda dan cenderung nggak ngikutin arus.
Nah karena eke nggak suka-suka banget sama otomotif, maka rasa penasaran eke arahkan untuk cari tahu lebih lanjut siapa sih nih orang secara kehidupan personalnya. Balik lagi ini riset personal melalui konten-konten yang dia buat atau collabs dengan artis-artis lain, jadi bukan kenal secara personal hasil ngobrol face to face dan kenal lebih dalem. Aku menilai dari persona yang ditampilkan. Dari hampir sekian banyak video, podcast, twitter, orang ini membawakan persona sebagai bad boys. Ya, cowok nakal yang atraktif, menarik, energic, asik, sering gonta ganti cewek, rebel, nggak malu untuk share pengalaman-pengalaman seksnya dan buanyaak lagi.
Ternyata nggak cuma itu aja, walau sebagai bad boys dia juga menampilkan persona sebagai pribadi yang cerdik dan pantang kendor, hal ini terlihat sih ketika awal-awal pandemi dia share soal strategi bertahan dengan kondisi yang ngefek ke usaha burgernya.
Pernah ada tuh pertengahan tahun atau akhir tahun lalu ya, di tiktok rame banget bikin konten “Anak kecil suka sama om-om” dan Gofar menjadi salah satu om-om yang didamba-damba sama ABG-ABG.
— Gofar Hilman (@pergijauh) October 19, 2020
Dari persona Gofar ini membawaku ke ingatan 13 tahun lalu, ketika aku masih SMA. Jadi aku bersekolah di SMA yang populer dengan anak-anak borjunya. Bisa dibayangkan mereka yang masih pada ingusan udah dipegangin mobil-mobil mewah ketika ke sekolah membuat mereka merasa punya power yang berlebihan juga di sekolah. Jadi nggak heran banyak juga anak-anak rebelnya. Walau selama aku sekolah nggak ada riwayat tawuran, tapi mereka terkenal dengan geng-geng mobil yang tiap Jum’at malem punya acara nongkrong di depan gubernuran. Sedari awal aku sudah punya alergi dengan anak-anak model begitu. Entah ya kenapa, mungkin karena nggak suka dengan gaya-gaya mereka yang sok berkuasa dan merasa punya duwit jadi bisa ngatur segalanya.
Tapi hal ini berbeda dengan Dee, temen sekelasku yang menggilai salah satu dari mereka. Dee bukanlah cewek populer, bisa dibilang dia itu “nerd”, gadis paling pinter di sekolah tapi juga paling norak penampilannya. Di saat kami-kami sudah pakai rok pendek dengan model sepinggang, dia masih pakai rok 3/4 dengan model atas pusar. Bajunya juga jauh dari ketat, bahkan terkesan kedodoran.
Dee gadis pendiam, dia selalu jalan cepat dan sambil menunduk ketika melewati segerombol anak-anak yang sedang nongkrong di undakan depan kelas. Tapi hal itu sangat berbeda ketika dia bicara dengan teman sebangku soal Mas Bebek (cowok nakcal kecintaanya) dia selalu bercerita sangat berapi-api dan berubah menjadi sangat cerewet. Beberapa kali aku ikut nimbrung di pembicaraannya. Ternyata tak hanya menggilai saja, bahkan Dee sudah sampai berfantasi menikah dan punya anak dengan si Mas Bebek itu. Wajahnya sangat bersungguh-sungguh saat bercerita, tapi kami yang mendengarkan tertawa bahkan ada yang pura-pura ikut serius menanggapinya.
Awalnya aku berpikir Dee jadi halu begitu karena stress kebanyakan belajar, tapi ternyata setelah 10 tahun berlalu aku bertemu dengan sosok gadis seperti Dee, yang menginternalisasi label “gadis baik-baik”.
Yes, mungkin temen-temen yang sudah membaca buku Toxic Relationsh*t sudah mulai memahami apa itu Nice Girl Syndrome. Walaupun secara penampilan tak terlalu menarik, tapi Dee berusaha sangat keras untuk menjadi gadis baik-baik untuk keluarga maupun lingkungannya. Hal itu terlihat dari perilakunya di sekolah yang selalu menurut pada sosok otoritas seperti guru dan tunduk dengan segala aturan yang ada.
Lalu kenapa sih, Dee seorang gadis penurut itu menggilai Mas Bebek yang suka buat onar di sekolah?
Sebagai seseorang yang terpenjara pada konsep baik di mata orang lain, di dalam lubuk hati yang paling dalam ia tetap manusia biasa yang juga merindukan kebebasan. Namun kebebasan adalah sesuatu yang menakutkan bagi si gadis baik. Sisi keliaran yang ditekan dan tak kunjung diekspresikan akan berubah menjadi ketertarikan pada objek yang bisa melakukannya yaitu pada cowok nakal sebagai cara untuk mewakilkan ekspresi pemberontakan batinnya.
Selain itu, ciri khas gadis baik adalah merasa lemah dan tak berdaya. Lewat sosok cowok nakal ini dia melihat power besar yang harapannya bisa menjadi pelindung dari mara bahaya yang bisa mengincar dirinya sewaktu-waktu. Jika wanita tidak merasa kuat dan mandiri, mereka mungkin menginginkan seseorang seperti itu dalam hidup mereka. Cowok nakal yang pemberontak itu dekat dengan risiko, dan hidup di sisi kehidupan yang berbahaya kadang menarik bagi gadis yang “nerd 🤓” dan ini adalah salah satu cara untuk melepaskan citra menjadi gadis baik untuk mendapatkan kebebasan.
Tak hanya soal itu, setelah aku ingat-ingat kembali, Dee selalu mendeskripsikan soal Mas Bebek kalo dia itu seorang yang tampan dan cool banget. Bahasa tubuh Dee berubah ketika sedang membicarakan soal fisik Mas bebek, aku paham mana cewek yang memang mengagumi biasa atau beda dari biasanya hehe. Dan setelah aku baca-baca, menurut beberapa penelitian cowok bad boy itu punya energi seksual yang berbeda. Sex appeal mereka berbeda dan cenderung hypermaskulin. Energi seksual mereka juga sangat eksplosif sehingga memiliki petualangan yang luar biasa. Menurut seorang psikolog Universitas Louisville, Michael R. Cunningham, Ph.D cowok nakal itu hipermaskulin. Pria-pria ini mengeluarkan testosteron yang mengarah pada keberanian dan dikaitkan dengan seksualitas yang berlebihan.
Hal ini juga dikaitkan dengan teori biologi evolusioner, sebagian menjelaskan mengapa cowok nakal bisa begitu menarik. Dr Fugère, Ph.D., profesor psikologi di Eastern Connecticut State University mengatakan penelitian menunjukkan wanita lebih tertarik pada pria maskulin selama pertengahan siklus menstruasi mereka, saat mereka paling subur. Menurutnya, pria dengan sifat yang sangat maskulin mungkin memiliki gen kualitas yang lebih baik, sehingga bisa menarik bagi wanita pada tingkat evolusi yang tidak disadari. Menurut biologi evolusi juga, kalau perempuan membutuhkan sperma yang berkualitas untuk bisa mendapatkan keturunan yang baik dan untuk mengetahui sperma baik atau tidak salah satunya melalui yang ditampilkan si pemilik sperma. Hal ini sudah dilakukan penelitiannya oleh Soler, et al (2003). Para peneliti menemukan bahwa bagaimana wanita menilai wajah pria berkorelasi dengan air mani hasil pengujian. Pria dengan wajah yang menurut wanita cenderung menarik memiliki sperma yang jauh lebih subur dan berkualitas lebih tinggi. Ada beberapa penjelasan menarik untuk pola ini. Pria yang menarik mungkin mengumpulkan lebih banyak minat dari wanita, yang dapat meningkatkan testosteron dan produksi sperma mereka, atau pria yang umumnya lebih kuat dan sehat secara keseluruhan mungkin memiliki wajah yang lebih menarik dan meningkatkan kemampuan memproduksi sperma.
“Kami menginginkan sperma mereka — tetapi belum tentu berelasi dengan mereka.”
Walau digadang-gadang punya kualitas sperma yang mumpuni, namun tak semua wanita ingin punya komitmen jangka panjang dengan cowok nakal. Sampai dengan saat ini, aku tak pernah mendengar kabar soal Dee apakah dia beneran nikah sama Mas Bebek atau nggak. Mungkin dia juga sadar bahwa Mas Bebek bukanlah tipe ideal untuk menjadi sosok suami yang bisa diajak komitmen jangka panjang. Walau ia mengagumi keberaniannya namun sisi lain ia juga menghindari pasangan yang kasar, tidak sopan atau agresif secara fisik. Jadi secara sadar kebanyakan wanita akhirnya menyadari bahwa cowok nakal tidak bisa menjadi baik untuk sebagai pasangan jangka panjang.
Menggilai bukan berarti ingin memiliki. Begitu juga seperti Dee yang menggilai Mas Bebek atau gadis-gadis lain yang menggilai sosok seperti Gofar Hilman. Kalaupun sampai bisa memiliki tentu kenyataan pasti tak seindah harapan (dalam banyak arti). Menurutku pribadi sih nggak ada salahnya, tapi yang perlu disadari adalah tentang landasan mengapa bisa menggilai sosok tersebut, apakah sebagai media untuk pembebasan yang hanya bisa ada diangan-angan atau menjadi cinta penuh dengan petualangan.
Tertarik dengan cowok nackal? Coment di bawah ya!
referensi bacaan:
https://www.goodhousekeeping.com/life/relationships/a32314885/dating-bad-boys/
Soler, C., Nunez, M., Gutierrez, R., Nunez, J., Medina, P., Sancho, M., . . .
Nunez, A. (2003). Facial attractiveness in men provides clues to semen
quality. Evolution and Human Behavior, 24, 199 –207.