No Widgets found in the Sidebar
Maria Oosthuizen, 1972

Kita semua pasti tahu yang namanya hidup, mati, jodoh, rejeki itu semua ada di tangan Tuhan. Walau begitu, Tuhan juga memberikan kesempatan pada manusia untuk mengusahakan sesuatu yang diinginkan, dalam bahasa lainnya ikhtiar.

Dalam keyakinan yang saya imani, ada ketetapan-ketetapan yang mutlak atau tidak bisa diubah, dan ada yang bisa diubah dengan proses usaha yang maksimal. Menurut saya, hal ini juga terkait dengan segala sesuatu yang bisa kita kontrol dan tidak bisa kita kontrol dan sesuatu yang bisa kita usahakan adalah hal yang bisa kita kontrol. Tapi kembali lagi, seringkali hal2 itu kadang kabur. Guru saya pernah berkata “Daripada memusingkan hal-hal tersebut, lebih baik berdoa dan berusaha…”

Jika dihubungkan dengan relationship, tentu saja apa yang saya bicarakan sebelumnya sangatlah berkaitan. Mengapa ada orang yang menjadi sangat posesif yang ujungnya menjadi toxic dan ada juga orang yang pasrah ketika mendapatkan kekerasan dalam hubungan. Walau banyak faktor yang menyertainya, tapi jika ditarik mundur tentu sangat berhubungan dengan bagaimana cara pandang seseorang dalam memaknai kehidupan.

Saya banyak sekali bertemu dengan orang-orang yang lebih suka sekali mengatasnamakan Tuhan atas apa yang sedang terjadi dibandingkan fokus mengambil tindakan yang bisa dilakukan. Menurut saya ini sangat erat dengan mindset.

Walau jodoh itu di tangan Tuhan, tapi bagaimana kita menjalani relasi itu ada di tangan kita sendiri. Ini jelas sekali ada sisi yang mesti kita lakukan agar jodoh yang sudah diberikan oleh Tuhan memang bisa membuat kita bahagia. Tak ada sesuatu pemberian yang bisa terus dalam kondisi baik tanpa dirawat. Merawat relasi dengan pasangan adalah hal wajib yang tidak bisa dipungkiri. Setiap persoalan yang datang sering kali bukan karena Tuhan sudah menggariskannya, tapi biasanya karena kedua belah pihak sama-sama belum mau saling belajar.

Membangun hubungan yang sehat dengan pasangan sebenarnya dampaknya tidak hanya baik untuk diri sendiri, namun juga untuk sekitar. Terlebih jika sudah memiliki anak tentu saja ngefek pada tumbuh kembang anak. Sebelum melebar kemana-mana, saya ingin fokus pada bagaimana membangun relasi yang sehat dengan pasangan sehingga hubungan menjadi sesuatu yang layak untuk dipertahankan.

Kenapa perlu suatu tolak ukur apakan hubungan yang dijalani layak atau tidak dipertahankan? Sebab hal ini berhubungan dengan kepuasan serta value atau nilai apa yang sudah dipupuk dalam hubungan.

Value atau nilai dapat dideskripsikan dalam berbagai cara, salah satunya ialah sesuatu yang dianggap penting. Hal yang anda anggap penting oleh anda mungkin berbeda oleh orang lain, ada yang menganggap suatu hubungan menjadi penting karena dilihat dari sisi finansial dan waktu yang telah dihabiskan bersama, dan ada pula karena perjuangan yang telah dilalui bersama. Tentu saja saya tak bisa menyebutkannya satu persatu, namun disitulah anda akan menilai kembali apa yang selama ini penting ternyata belum tentu sama dengan pasangan.

Perbedaan nilai dalam suatu hubungan jika tidak dibicarakan bersama akan memunculkan suatu jurang. Walau cara memaknai suatu peristiwa merupakan suatu proses internal dalam pikiran, namun bukan berarti hal tersebut tidak bisa didiskusikan. Hal ini penting agar anda dan pasangan akhirnya menemukan titik temu yang akhirnya berdampak pada penyamaan visi misi hubungan.

Baca juga: Yakin Menikah Hanya Untuk Bahagia ?

Semakin banyak nilai yang anda dan pasangan miliki dalam hubungan yang dijalani, tentu pada akhirnya membuat anda berdua merasa hubungan ini memang benar-benar layak untuk terus diperjuangkan atau tidak. Hubungan yang dewasa akan menemukan banyak tantangan di masa yang akan datang. Konflik itu akan selalu ada, tapi bukan berarti konflik menjadi sumber perpecahan. Justru saat anda dan pasangan mampu mengelola konflik dengan baik maka kelekatan secara emosional dan pikiran akan semakin terbentuk. Kepuasan hubungan tentu bukan menjadi suatu yang sulit untuk anda dapatkan, sebab itu akan datang dengan sendirinya. Membangun pola komunikasi yang setara merupakan salah satu dari sekian banyak cara dalam merawat hubungan dan menjadikannya sehat. Bukankah ini salah satu ikhtiar yang bisa dilakukan sebagai bentuk anda merawat apa yang sudah Tuhan berikan?

Jika hubungan anda yang sudah berjalan sekian tahun, belasan tahun atau puluhan tahun merasa hambar dan seperti tidak layak diperjuangkan, coba ambil jeda sejenak. Bisa jadi selama ini anda terlalu sibuk untuk mencari kesenangan di luar namun lupa merawat apa yang sudah anda miliki. Ambil jeda waktu, evaluasi diri, evaluasi bersama pasangan, dan diskusikan.

Karena cinta saja tak cukup untuk bisa membuat suatu hubungan menjadi sangat berharga. Dan sesuatu yang berharga tentu saja layak untuk diperjuangkan… 

 

By celotehyori

Diana Mayorita, yang lebih sering dipanggil dengan YORI. Saat ini berprofesi sebagai psikolog klinis yang concern pada issue seks & relationship. Saat ini juga bersama tim sedang mengembangkan sebuah platform digital untuk memudahkan akses layanan psikologi di Indonesia. Selain itu, juga aktif dalam berbagi edukasi psikologi dan seksologi melalui berbagai media.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.