Bukan Indonesia kalo nggak bikin sesuatu yang booming sampe seantero dunia. Senang rasanya bisa menikmati akhir tahun dengan trend Om Telolet Om yang membanjiri semua timeline FB, twitter, Instagram, dan Youtube. Kenapa nggak? Liat aja para Dj bahkan sampai dengan Barack Obama aja tau trend ini. Semua bertanya-tanya dan mencari tahu apa sih “Om Telolet Om”, mulai dari kepo akhirnya mereka berkunjung ke Indonesia untuk tau trend itu, tentunya secara online. Dunia pun mulai tau the secret weapon of Indonesia salah satunya adalah “Om Telolet Om”. Hahaha. Senjata rahasia Indonesia adalah sense of humor yang tinggi dan mampu membuat sesuatu sepele hingga jadi booming. Semua traffick terkait Indonesia dan “Om Telolet Om” pasti tinggi. Bagi yang pintar melihat peluang, trend “Om Telolet Om” akan segera dimanfaatkan untuk mendongkrak bisnis bahkan membuat berbagai bentuk kreatifitas untuk menjaring follower atau subscriber.
Semua pastinya sudah merasa sangat jengah dengan pemberitaan dan arus informasi sosmed yang sangat memuakkan beberapa minggu terakhir ini. Jengah dengan rasisme yang digaung-gaungkan sebagian pihak untuk kepentingan politik. Banyak mengatakan orang lain kafir, padahal sendirinyalah yang khafir karena mendzolimi orang lain. Mereka nggak sadar, kalo mereka udah menggerus persatuan bangsa Indonesia. Selama kita masih berkutat dengan permasalahan agama dan ras, Indonesia akan sulit maju dan bahkan semakin terbelakang.
Sebagai umat mayoritas pun aku merasa sangat terganggu. Orang Indonesia itu masih suka menggenalisir. Apa yang dilakukan si A pasti juga akan dilakukan si B karena kepercayaannya sama. Padahal orang yang berkeyakinan sama belum tentu loh punya pemikiran dan tindakan yang sama. Mungkin karena pelajaran PPKN dihilangkan dan digantikan jadi pelajaran Kewarganegaraan. Mereka tidak belajar untuk bertoleransi dan memiliki tinggang rasa yang tinggi, namun sudah belajar berpolitik tanggung. Ah sudahlah…
Trend “Om Telolet Om” merupakan suatu fenomena menyegarkan untuk membersihkan timeline dan pemberitaan-pemberitaan. Masyarakat Indonesia juga sudah menunjukkan bahwa bahagia itu sederhana. Ya.. sangat sederhana 🙂