“Mbak Yoli… sudah lama ndak ketemu. Sibuk apa sekarang, Mbak?”
Begitulah sapaan Bu Mus, salah satu wanita pekerja seks SK ketika berjumpa denganku. Usianya memang sudah tak lagi muda, namun penampilannya tak kalah dengan yang berusia jauh dibawahnya. Sederhana, namun cukup elegan untuk di kalangan SK.
Bu Mus yang kini telah berusia lebih dari setengah abad memiliki latar belakang yang sangat pelik hingga mengantarkannya menjadi wanita pekerja seks di SK. Percaya atau tidak, hal yang mendorongnya untuk bekerja sebagai wanita penghibur karena rasa cintanya yang sangat mendalam pada suaminya. Terdengar miris dan ironis. Bagaimana bisa bekerja melayani nafsu pria lain demi membuktikan cinta pada suami. Bila menggunakan nalar, hal itu akan sulit bahkan tidak bisa diterima akal sehat sebagai cara dalam mencintai suami. Namun, dalam dunia ini segala sesuatunya mungkin, begitupun dengan pilihan yang diambil Bu Mus.
Sebelum menjadi wanita pekerja seks, Bu Mus adalah seorang wanita yang menjalani kodratnya menjadi ibu rumah tangga yang hanya mengurus anak dan suami. Tak ada hal lain yang ia lakukan selain pekerjaan inti sebagai ibu rumah tangga. Kala itu hidupnya sangat berkecukupan dan sejahtera, walau ia hidup di sebuah pedesaan yang sangat jauh dari perkotaan.
“Aku ndak tau, seperti kaya disamber gledek Mbak waktu aku mendapatkan kabar itu. Semua berubah dengan sangat cepat.” Kenangnya Bu Mus, mengingat kejadian 10 tahun lalu.
To be continued…