Ia semakin giat mencari uang demi membangun tekadnya. Puput berubah menjadi pribadi yang berambisi untuk mendapatkan banyak uang. Dari kegagalan-kegagalan yang pernah dialaminya dulu, ia kini memilih untuk menginvestasikan sebagaian besar uangnya untuk membeli beberapa kebun untuk ia olah bersama warga di desanya. Tak hanya berambisi tentang uang, Puput juga bertekad untuk membuat orang-orang didesanya membutuhkan dirinya. Hal itu ia lakukan dengan cara membuka lapangan pekerjaan dan memberikan bantuan secara materi pada tetangga-tetangga yang sedang membutuhkan.
“Dulu aku di rumah seperti orang yang tersingkirkan. Aku sadar aku orang miskin dan jelek. Aku dihina karena aku bener-bener orang miskin sama banyak orang. Aku bertekad pengen jadi orang yang melebihi mereka semua dan sekarang aku buktiin. Apa yang lebih dari mereka, aku bisa lebih! Mereka punya motor, aku bisa punya mobil. Mereka punya tanah banyak, aku punya hektaran!“.
Kini memang Puput terkesan sudah memiliki segalanya. Dengan memiliki beberapa kebun di desa dan beberapa bisnis lain yang dikelola, pastinya uang yang diterima melebihi pendapatan dari sebagai seorang pekerja seks. Aku pun bertanya mengapa ia tak langsung berhenti saja disaat semua bisnisnya berjalan dan sudah mulai banyak menghasilkan uang.
“Mbak Puput, sudah punya beberapa bisnis di luar sana. Lalu kenapa masih saja bekerja sebagai pekerja seks?” , tanyaku dengan penuh tanda tanya.
“Kadang uang itu dibilang segalanya itu memang bener. Tapi sekarang aku sadar bahwa aku sudah lupa dengan tujuan awal aku. Aku jadi orang yang serakah. Dibalik keserakahan aku juga diuji. Kadang ya aku sukses, kadang ya engga bahkan kadang jungkir balik. Makanya walaupun aku terkesan sudah sukses dan punya usaha lain tapi aku tetap terus ingin memperkaya diri. Aku ingin membalik omongan-omongan orang yang dulu pernah menginjak-injak aku. Dulu mereka menguasai aku, sekarang dibalik aku yang menguasai mereka”.
to be continued…
Kisah sebelumnya,