No Widgets found in the Sidebar

Ngobrolin soal pelacur itu emang nggak ada habisnya. Setiap bulan pasti saja terselip berita-berita yang berkaitan dengan pelacur. Pelacur itu tidak hanya wanita saja loh, laki-laki juga banyak yang punya side job atau mainjob sebagai pelacur (gigolo). Nah sesuai dengan janjiku minggu lalu, aku akan melanjutkan pembahasan pelacur middle up, tentang persamaan serta perbedaannya..

  1. Pelacur Middle Class

Pelacur kelas menengah memang memasang tarif yang lumayan tinggi bagi orang yang hanya punya gaji UMR. Tarifnya yang beragam menempatkan mereka memiliki pangsa pasarnya tersendiri. Biasanya tarif yang dipasang mulai dari 1,5 jt – 15 jt sekali main. Harga itupun bisa berubah lebih tinggi sesuai dengan kesepakatan pastinya. Harga yang tinggi tersebut membuat pelacur middle class memiliki penampilan yang berbeda. Bagi orang awam cukup sulit membedakan gaya pelacur kelas ini dengan orang pada umumnya, namun kebanyakan mereka memiliki gaya hidup yang menengah keatas. Pekerjaan pelacur kelas menengah itu beragam, ada yang model, penyanyi, sekretaris, dll (jgn digeneralisir ya). Namun ada juga yang full time jual diri. Nah untuk servicenya, pelacur kelas menengah punya kemampuan lebih dibandingkan pelacur kelas bawah. Mereka bisa menerima request, misalnya dengan request tematik (dokter-dokteran, inem, superhero, anak sekolahan dll). secara kemampuan memberikan kenyamanan pelacur kelas menengah punya ketrampilan sendiri, mereka biasanya akan lebih bermain ekspresi, merayu dan segala hal yang bikin pelanggan makin greget.  Untuk tempat bekerjanya ada yang menggunakan mucikari dan ada pula yang secara independent. Pelacur menengah yang bekerja secara independent memaksimalkan media sosial untuk tempat jualannya, kadang mereka juga menshare video mereka ketika menservice pelanggannya. Kalo kalian yang suka usil-usil serching, pasti bisa nemuinnya hehehe. Lalu apakah bonusnya sama banyaknya dengan pelacur kelas bawah? Pelacur kelas menengah itu biasanya kurang menyadari resiko penyakit yang akan mereka alami, untuk periksa saja gengsi, jadi bisa jadi resiko penyakit yang mereka alami lebih banyak. Dari hasil penelusuran beberapa sumber, pelacur kelas  itu bekerja untuk memenuhi gaya hidup. Mereka tak berarti dari pendidikan yang rendah dan dari kalangan keluarga miskin loh.

  1. Pelacur High Class

Berbicara pelacur kelas atas memang susah-susah gampang. Pelacur kelas atas itu bergerak secara sangat sembunyi-sembunyi dan sangat amat rapi. Saking rapi dan terselubungnya, harga yang mereka tawarkan pun juga sangat tinggi, tak hanya ratusan juta namun sampai menyentuh angka milyaran. Seperti yang kalian pikirkan, pasti hanya orang-orang tertentu saja yang mampu membayar dengan harga yang selangit itu. Pelacur kelas atas biasanya digunakan untuk kepentingan politik atau bisnis, jadi fungsi pelacur itu bisa saja menjadi sogokan atau jebakan. Seseorang pembisnis atau pejabat yang belum bisa mengatur libidonya akan senang mendapatkan “hadiah” seorang pelacur kelas atas, selain mendapatkan pelayanan seks ternyata punya tingkat gengsinya tersendiri dikalangan tertentu. Tingkat kesehatan pelacur kelas atas memang sangat diperhatikan, berbagai asuransi mahal rela mereka bayar. Namun sekali lagi, pelacur kelas atas juga punya kemungkinan resiko terhadap penyakit menular seksual bahkan HIV/AIDS.

Sebenarnya postingan ini tidak berniat sebagai alat promosi pelacur. Bukan. Tujuannya adalah agar pembaca menjadi lebih aware atau peduli dengan apa yang ada di sekitar. Harapannya, mengerti tentang spesifikasi pelacur dapat menjadikan bahan introspeksi diri lagi terhadap kehidupan seksual pembaca, karena ada pepatah mengatakan,

“Ambil ilmu Pelacur, dan MAINKAN !”

By celotehyori

Diana Mayorita, yang lebih sering dipanggil dengan YORI. Saat ini berprofesi sebagai psikolog klinis yang concern pada issue seks & relationship. Saat ini juga bersama tim sedang mengembangkan sebuah platform digital untuk memudahkan akses layanan psikologi di Indonesia. Selain itu, juga aktif dalam berbagi edukasi psikologi dan seksologi melalui berbagai media.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.