No Widgets found in the Sidebar

Disadari atau tidak penikmat film porno makin hari semakin banyak saja. Bagaimana tidak? Saat ini untuk menonton film porno saja tidak sesulit sepuluh atau lima belah tahun yang lalu. Zaman dulu untuk bisa melihat blue film seseorang harus memesan secara diam-diam pada para penjual VCD bajakan di pinggir jalan. Bahkan untuk menanyakannya saja harus punya kode-kode bahasa tubuh tertentu dan saat memberikannya dimasukkan ke dalam kantong plastik hitam. Ya mungkin itu salah satunya ya, karena kejadian itu pernah aku lihat saat aku berada di pusat perbelanjaan grosir. Nah, terlebih sekarang dimana semua gadget sudah canggih, jaringan internet lebih cepat dan semakin banyak film porno yang didownload secara geratis.


Menurut survey yang dilakukan oleh salah satu situs porno yang terkenal di dunia menyebutkan bahwa pengunjung situs tersebut sebagian besar adalah laki-laki. Bukan berarti wanita tidak ada yang menyukai hal-hal porno, tetap ada tapi ya porsinya tidak sebanyak laki-laki.

Seorang Sex therapist bernama Emily Rose pernah memaparkan tentang mengapa kebanyakan laki-laki senang dengan hal yang berbau porno. Menurutnya, laki-laki itu adalah makhluk visual yang sangat mudah terangsang dengan melihat penampilan fisik. Dengan menonton film porno maka akan memberikan pengalaman secara visual yang berkaitan dengan fantasi seks mereka terhadap aktivitas seks. Sehingga tak heran saat fantasi seks meningkat maka sel-sel otak akan memproduksi sejumlah hormon yang dapat membuat menjadi lebih bergairah. Selain itu menurutnya, menonton film porno hanya sebagai pereda stress dan tidak ada hubungannya dengan dunia nyata. Hal tersebut baik bila dilakukan dengan secukupnya, bila sudah berlebihan dan menyebabkan kecanduan justru berdampak buruk pada hubungan secara nyata.

Walaupun demikian, hal tersebut menurutku tidak bisa dibenarkan 100%. Tingginya tingkat pemerkosaan yang dilakukan pria terhadap wanita pemicunya banyak disebabkan oleh film porno. Film porno membuat imajinasi pria menjadi liar dan saat tidak memiliki pelampiasan maka akan melampiaskan dengan cara yang salah.

Sayangnya, masih banyak yang belum menyadari bahwa hampir semua film porno yang beredar adalah fake atau tidak sungguhan. Segalanya sudah disetting sedemikian rupa agar terlihat natural, walau hasilnya jauh dari kata natural. Namun karena imajinasi sudah terlanjur liar maka hal-hal tersebut menjadi terabaikan.

sex tantra
Seks lebih sekedar hubungan kelamin

Selain itu terlalu banyak menonton film porno akan merubah esensi dari hubungan seks itu sendiri. Dari berbagai literatur yang aku baca bahwa seks itu sebenarnya suci dan sakral. Seks tak sekedar aktivitas keluar masuk penis di liang vagina, namun seks itu merupakan pengalaman spiritual manusia dengan sang pencipta. Esensi seks menjadi rusak dan pemaknaan terhadap seks menjadi salah kaprah. Itulah mengapa banyak kasus gugatan cerai yang dilayangkan hanya karena soal ranjang.

Ya, kembali lagi ke topik awal. Sewajarnya sajalah dalam menonton hal porno dan tidak perlu berlebihan. Baik itu laki-laki atau perempuan menurutku sama saja, bila tidak bisa mengontrol kegemaran melihat hal yang porno-porno maka akan berdampak buruk pada relasi maupun pada kondisi psikis.

So begitu dulu sharing hari ini
Sampai jumpa di postingan berikutnya..

See you!

By celotehyori

Diana Mayorita, yang lebih sering dipanggil dengan YORI. Saat ini berprofesi sebagai psikolog klinis yang concern pada issue seks & relationship. Saat ini juga bersama tim sedang mengembangkan sebuah platform digital untuk memudahkan akses layanan psikologi di Indonesia. Selain itu, juga aktif dalam berbagi edukasi psikologi dan seksologi melalui berbagai media.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.