Masturbasi atau sering disebut dengan onani merupakan suatu kegiatan merangsang alat kelamin untuk mendapatkan kepuasan secara seksual. Masturbasi ini kerap disandingkan dengan perilaku tercela karena kegiatan dipercaya sebagai salah satu kegiatan yang dilarang oleh agama. Walau demikian, tetap saja banyak yang melakukan masturbasi walau secara diam – diam, baik itu pada pria atau wanita.
Karena masturbasi dianggap sebagai kegiatan yang buruk, maka banyak dari mereka yang aktif melakukannya selalu dibayang-bayangi dengan perasaan berdosa dan bersalah. Ya.. setelah masturbasi bukan kepuasan seksual yang didapatkan, justru rasa jijik dan rasa bersalah yang menghinggapinya.
Pastinya hal ini disangkutkan dengan budaya masyarakat yang melekat. Budaya ketimuran masih mengganggap bahwa seks merupakan hal yang tabu untuk dibicarakan, sehingga tak heran bila kegiatan masturbasi mendapatkan stigma negatif. Lain di Timur, juga lain di Barat. Budaya barat yang lebih terbuka tentang seks menjadikan seks bukan menjadi sesuatu yang tabu dan sangat layak untuk diperbincangkan. Mengenai masturbasi sendiri, justru mereka yang aktif dalam aktifitas merangsang diri sendiri ini mendapatkan efek yang positif terhadap perkembangan psikoseksualnya.
Seperti kumpulan riset tentang mastubasi yang saya kutip dalam buku “Masturbation as a Means of Achieving Sexual Health” , bahwa berbeda dengan kepercayaan tradisional, masturbasi merupakan perilaku seksual yang umum dan berkaitan dengan indikator kesehatan seksual. Sebagai contoh, hal ini banyak digunakan dalam terapi seks sebagai sarana untuk meningkatkan kesehatan seksual individu ataupun memperbaiki hubungan dengan pasangan.
Lebih khusus lagi, bagi wanita masturbasi dapat membantu mencegah infeksi serviks serta saluran kencing melalui proses yang disebut dengan proses “tenting”, yaitu pembukaan bagian serviks yang terjadi akibat saat bergairah. Dalam proses tenting tersebut, bakteri akan keluar bersamaan dengan cairan serviks yang keluar saat mastubasi. Selain itu, masturbasi juga dapat mengurangi resiko diabetes tipe 2, menurunkan gangguan tidur atau insomnia melalui pelepasan hormon dan ketegangan, selain itu pula dapat membantu meningkatkan kekuatan dasar panggul melalui kontraksi saat orgasme.
Bagi pria, masturbasi dapat membantu mengurangi risiko kanker prostat. Secara tidak langsung pula, masturbasi dapat meningkatkan kekebalan tubuh karena kadar kortisol yang meningkat. Tentunya, hal ini juga dapat membantu mengurangi depresi karena jumlah endorfin meningkat dalam aliran darah.
Satu hal yang banyak tidak diketahui, bahwa masturbasi dapat mengurangi risiko mengalami infeksi menular seksual, lho.. Dan.. yang terpenting yaitu masturbasi dapat sangat bermanfaat dalam memaksimalkan orgasme.
Dari buku yang sama pula, terdapat sebuah riset dari sudut pandang kesehatan seksual yang menyebutkan bahwa masturbasi merupakan salah satu perilaku seksual yang teraman. Tentunya tidak ada risiko kehamilan serta penularan infeksi penularan penyakit seksual (saat dilakukan dengan bersih).
Ya kembali lagi, masturbasi memang dapat dilihat dari sudut pandang yang negatif dan positif. Ya semua itu kembali lagi pada nilai-nilai kultural masyarakat yang ada di lingkungan.
Semoga bermanfaat!