Proposal merupakan dokumen yang berisi penawaran pada seseorang atau lembaga. Biasanya proposal identik dengan penelitian, permohonan sponsorship, kegiatan seminar, atau terkait dengan bisnis. Tapi, taukah kamu bahwa dalam hal ranjang juga ada ‘proposal’?
Namanya juga berkaitan dengan kehidupan ranjang maka isi porosal juga sangat erat kaitannya dengan aktifitas seks, jadi tak heran namanya adalah proposal seks. Fungsi dan guna dari proposal seks ini adalah sebagai media komunikasi bagi pasangan terkait aktivitas seks yang diinginkan kedua belah pihak. Penyesuaian seksual dalam pernikahan merupakan sesuatu proses yang rumit bagi sebagian pasangan, sehingga untuk berbicara secara terbuka tanpa khawatir mendapat judgement sangat sulit. Rasa-rasanya ingin berbicara soal seks dengan pasangan sendiri saja seakan mulut sudah langsung terkunci rapat. Nah, dengan bantuan proposal inilah sebagai penjembatan untuk mengungkapkannya secara gamblang dan terperinci.
Penggunaan seks proposal ini memang masih sangat jarang bagi pasutri, selain masih dianggap taboo jenis proposal ini lebih sering dipakai dalam dunia BDSM profesional. Jangan anggap bahwa BDSM hanya sekedar cambuk mencambuk saja. Bagi mereka, proposal seks adalah hal yang wajib dan sangat krusial, sebab dalam proposal itu berisi segala informasi do & don’t pada aktivitas yang ingin dilakukan, selain itu proposal juga sebagai perjanjian yang dianggap sesuatu yang resmi. Jika ada pihak yang melanggar perjanjian, maka ada konsekuensi hukumnya.
Sebenarnya pasutri tak harus melakukan BDSM untuk bisa membuat proposal seks. Mudahnya itu sebagai media penyampaian segala keinginan yang ada di benak masing-masing yang terdokumentasi. Selain itu, ketika ada dokumentasi tertulis maka jika ada pihak yang kurang berkenan bisa saling didiskusikan hingga mencapai titik temu yang disepakati. Misalnya saja membicarakan soal fetish. Seorang suami ingin berhubungan seks dengan istrinya dengan menggunakan kostum crossdresser. Bagi wanita yang tak paham soal fetish, tentu saja akan menganggap suaminya sinting bin tak waras bahkan kelainan. Tapi dengan adanya seks proposal tersebut maka suami juga bisa menceritakan apa yang melatar belakanginya memiliki fetish tersebut. Nah di situlah muncul suatu ruang diskusi yang aman bahkan bisa sebagai media edukasi.
Baca juga: Seks Tak Sekedar Orgasme
Contoh lain, ada istri yang punya fantasi melihat suaminya berhubungan seks dengan wanita lain. Apakah suami berhak untuk menolak permintaan tersebut? tentu saja boleh jika dari hasil pertimbangan dapat merusak keutuhan rumah tangga. Lalu bagaimana titik temunya? Bisa dengan mencari subtitusi fantasi lain yang tak berisiko bagi kedua belah pihak, dll.
Suami dan istri yang memiliki latar belakang berbeda-beda tentu saja memiliki value soal seks yang berbeda pula. Oleh sebab itu penting sekali adanya penyesuaian seksual di awal. Sebenarnya perihal ini tak selalu dilakukan setelah menikah, justru lebih baik sebelum menikah. Penyesuaian seksual bukan berarti mesti dengan langsung berhubungan bada. Tapi sharing aja dulu soal value dan persepsi masing-masing tentang seks dan seksualitas. Dari situ akan jadi lebih mudah memiliki gambaran apakah proses penyesuaian seksual lanjutannya akan lebih mudah atau tidak. Jika dirasa akan menemukan kesulitan maka wajib untuk belajar, penuhi khasanah seksualitas manusia dari sumber yang tepat. Bukan dari bokep lho yaaaa..